Tongkat Musa
Belanja di App banyak untungnya:
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tongkat Musa adalah sebuah tongkat yang disebutkan dalam Alkitab dan Al-Qur'an sebagai tongkat jalan yang dipakai oleh Musa. Menurut Kitab Keluaran dalam Alkitab, tongkat (bahasa Ibrani: מַטֶּה matteh) dipakai untuk mengeluarkan air dari batu, berubah menjadi ular dan kembali ke bentuk semula, dan dipakai untuk membelah Laut Merah. Apakah tongkat Musa adalah tongkat yang sama dengan tongkat yang dipakai oleh saudaranya Harun (dikenal sebagai tongkat Harun) diperdebatkan di kalangan para cendekiawan rabbinikal.[1]
Tongkat tersebut mula-mula disebutkan dalam Keluaran 4:2, saat Allah muncul di hadapan Musa pada semak terbakar. Allah bertanya apa yang ada di tangan Musa, dan Musa menjawab "tongkat". Tongkat tersebut tiba-tiba berubah menjadi ular dan kemudian kembali ke bentuk semula. Sehingga, tongkat tersebut disebut sebagai "tongkat Allah".
Selain bisa berubah menjadi ular, tongkat Nabi Musa juga dapat membelah lautan. Tentu atas kehendak Allah SWT. Mukjizat Nabi Musa ini terjadi saat dikejar oleh pasukan Firaun.
Nabi Musa mendapat perintah dari Allah SWT untuk keluar meninggalkan Mesir bersama Bani Israil. Mendengar kabar tersebut, Fir’aun kemudian mengutus orang-orang di daerah kekuasaannya yang bertugas untuk mengumpulkan prajurit-prajuritnya.
Saat itu, rombongan Nabi Musa sangat kecil dibandingkan dengan balatentara Firaun. Setelah pengejaran, Fir’aun dan bala tentaranya akhirnya dapat menyusul rombongan Musa pada waktu matahari terbit.
Pengikut-pengikut Nabi Musa mulai takut dan gusar. Namun, mereka ditenangkan oleh Nabi Musa bahwasanya Allah SWT bersama Nabi Musa dan ia telah mendapat petunjuk dari-Nya.
Allah SWT lantas memberi wahyu kepada Musa, “Pukullah laut itu dengan tongkatmu.” Nabi Musa pun segera memukulkan tongkat yang dibawanya ke lautan.
Seketika laut pecah terbelah menjadi 12 bagian. Tiap bagiannya seperti gunung yang besar, kanan-kirinya menjadi jalan yang bisa dilewati serta tidak basah. Kemudian Allah menyelamatkan Nabi Musa beserta kaumnya keluar melintasi laut.
Setelah pengikut Nabi Musa paling akhir melintas keluar dari laut, barulah barisan awal pasukan Firaun memasuki laut. Fir’aun dan pasukannya segera memasuki belahan laut Merah itu, ketika seluruh pasukannya telah masuk dan berada di tengah-tengah lautan, Allah segera memerintahkan Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya kembali ke laut sehingga laut yang terbelah segera kembali seperti sedia kala.
Dengan demikian, tak ada seorang pun dari rombongan Firaun dapat menyelamatkan diri. Mereka hancur binasa ditelan lautan beserta kesombongan dan kekafiran mereka.
Allah berfirman, “Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman.” (QS Asy-Syu’ara: 65-67).
Itulah kisah mukjizat tongkat Nabi Musa saat melawan Firaun. Wallahu’alam.
Belanja di App banyak untungnya:
Al-Qur'an menyajikan kisah para nabi dengan berbagai mukjizat dari Allah SWT. Salah satunya kisah tongkat Nabi Musa AS yang berubah menjadi ular.
Diceritakan dalam Qashash al-Anbiyaa karya Ibnu Katsir, kisah tongkat Nabi Musa AS yang berubah menjadi ular berawal ketika Allah SWT mengutus Nabi Musa AS untuk menghadap Fir'aun, raja Mesir yang menyembah berhala dan menindas Bani Israil. Allah SWT memerintahkan Nabi Musa AS untuk meminta Fir'aun agar melepaskan Bani Israil dari perbudakan mereka.
Ketika Nabi Musa AS menginjak dewasa, ia mendapati perkelahian antara kaum Bani Israil dengan kaum Qibthi, kafir yang menyekutukan Allah SWT dan mendukung Fir'aun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nabi Musa AS memukul lelaki Qibthi tersebut dengan tongkat di tangannya dengan tujuan peringatan dan menakut-nakutinya. Namun, lelaki Qibthi tersebut meninggal. Nabi Musa AS pun ketakutan dengan Fir'aun dan bala tentaranya karena masyarakat mulai membocorkan informasi tersebut ke kalangan istana.
Fir'aun pun mengetahuinya dan mengutus orang untuk mencari dan menangkap Nabi Musa AS. Utusan Fir'aun tersebut memiliki hubungan dekat dengan Nabi Musa AS, sehingga ia memberitahukan Nabi Musa AS untuk segera keluar dari Mesir. Nabi Musa AS pun keluar dari Mesir dan menuju ke Kota Madyan.
Di Kota Madyan, Nabi Musa AS bekerja dan menikah dengan wanita penggembala kambing.
Setelah tugas Nabi Musa AS di Kota Madyan selesai, ia meninggalkan Kota Madyan bersama istrinya menuju Mesir. Di tengah perjalanan, Nabi Musa AS mendapati mukjizat Allah SWT. Allah SWT memerintahkan Nabi Musa AS untuk melemparkan tongkatnya ke tanah dan tongkat Nabi Musa AS tersebut berubah menjadi ular. Allah SWT memerintahkan mengulurkan tangan Nabi Musa AS dan mengambil ekor ular tersebut, ular tersebut berubah menjadi tongkat lagi.
Setibanya di Mesir, Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS (saudaranya) menghadap Fir'aun dan menyampaikan kerasulannya. Mereka juga menyampaikan perintah Allah SWT agar Fir'aun dan kaumnya menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya serta melepaskan tahanan Fir'aun.
Fir'aun justru menyombongkan diri dan berbuat sewenang-wenang. Hingga terjadilah perdebatan antara Fir'aun dengan Nabi Musa AS.
Fir'aun meminta Nabi Musa AS untuk menunjukkan mukjizat Allah SWT. Atas permintaan tersebut, Nabi Musa AS melemparkan tongkatnya dan tongkat Nabi Musa AS berubah menjadi ular raksasa yang sangat menyeramkan dengan mulut menganga mendekati Fir'aun. Fir'aun yang ketakutan lantas memerintahkan Nabi Musa AS menyingkirkan ular tersebut. Kejadian itu sampai membuat Fir'aun harus buang air besar 40 kali dalam sehari.
Kemudian, Nabi Musa AS menunjukkan mukjizat lainnya, yaitu dengan memulihkan keadaan tangannya yang putih bercahaya menjadi normal seperti semula di hadapan Fir'aun.
Nabi Musa AS pun meminta Fir'aun untuk mengumpulkan para penyihir. Ketika para penyihir hadir dan bersiap menghadapi Nabi Musa AS, beliau melemparkan tongkatnya kembali. Tongkat Nabi Musa AS berubah menjadi ular raksasa dan menyedot tongkat serta tali yang menyerupai ular hidup dari para penyihir itu.
Allah SWT telah menghancurkan kesombongan Fir'aun dan para pengikutnya dengan peristiwa yang mencengangkan tersebut.
Fir'aun pun berjanji kepada Nabi Musa AS bahwa dia akan melepaskan Bani Israil. Namun, Fir'aun tidak mau menanggapi dan memenuhi janjinya tersebut. Fir'aun mengatakan bahwa ia akan melepaskan Bani Israil jika Nabi Musa AS berhasil menghentikan wabah dan bencana di kerajaannya. Namun Fir'aun mengingkarinya.
Allah SWT memerintahkan Nabi Musa AS untuk meninggalkan Mesir bersama Bani Israil. Mengetahui hal itu, Fir'aun bersama pasukannya mengejar rombongan Nabi Musa AS.
Ketika akan tiba di lautan, Allah SWT memberikan menurunkan wahyu ke lautan agar membukakan jalan untuk Nabi Musa AS dan pengikutnya.
Setelah tiba di tepi lautan, Nabi Musa AS memukul tongkatnya dan terbukalah lautan hingga menjadi jalan untuk melarikan diri dari kejaran Fir'aun dan pasukannya.
Setelah Nabi Musa AS dan pengikutnya berhasil menyeberangi lautan, Nabi Musa AS pun memukul tongkatnya kembali dan lautan pun kembali menutup jalannya, hingga Fir'aun dan pasukannya binasa karena tenggelam di lautan.
Hikmah dari Kisah Tongkat Nabi Musa Berubah Menjadi Ular
Dikutip dari buku Cerita-cerita Al-Qur'an Penuh Hikmah karya Albi Kustaman dan Anggit Kurniadi, hikmah dari kisah tongkat Nabi Musa AS yang berubah menjadi ular yaitu: